29 Agustus 2017 | 0 Komentar | Artikel Pemantik | Administrator | Dibaca 1391x
Fakta
Sebanyak 87% Mahasiswa Di
Indonesia Salah Jurusan. Mengapa bisa
begitu?
Sumber:
okezone.com tanggal 25 Februari 2014
Sebagian pelajar SMA di Indonesia mengalami kegamangan
jika diajukan pertanyaan “apa cita-citamu?”. Bukan tidak bisa menjawab, tetapi
tidak yakin dengan jawabannya. Mereka tidak percaya diri dalam menuliskan
tentang cita-cita mereka. Visi mereka. Kemudian pertanyaannya diganti. “Apa
kekuatanmu dan apa kelemahanmu?”. Baru kemudian merenung, melihat ke dalam diri
mereka sendiri. Menuliskan apa saja
kekuatan dan kelemahannya. Banyak juga yang masih tidak tahu dengan kekuatan
dan kelemahannya. Kontemplasi.
Beberapa anak lancar menyebutkan kekuatannya seperti
menulis, memotret, dan aktifitas seni. Ini adalah contoh dari kekuatan (bakat)
fisik. Sedikit sekali yang menuliskan bakatnya seperti mengarahkan orang lain,
mempengaruhi orang lain, empati, menyusun anggaran sebuah kegiatan, menaati
peraturan dan lain sebagainya. Ini adalah contoh kekuatan (bakat) non fisik.
Jika semua kekuatan ini bisa disalurkan pada saluran menuju sebuah profesi atau
pekerjaan yang tepat maka kemungkinan besar pekerjaan masa depan itu akan
dicintai. Bekerja dengan hati.
Mengenal kekuatan atau potensi diri, ini tidak bisa
dilakukan secara instan. Butuh proses dan tentu saja waktu. Caranya adalah mencoba banyak kegiatan
sehingga muncul sesuatu yang disenangi. Mencermati perkembangan teknologi dan
informasi di era “ledakan” ini, banyak
kegiatan yang bisa dilakukan dalam rangka menelusuri kekuatan itu. Bisa dalam
ruang lingkup akademik di sekolah atau kegiatan yang berada di luar area
sekolah.
Apa itu era “ledakan”? Memang saat ini, kita berada
dan sedang menghadapi zaman “ledakan”. Dengan ledakan demografi Indonesia,
ledakan informasi serta ledakan pengaruh globalisasi lainnya maka tentu saja
akan berpengaruh kepada penyusunan strategi persiapan masa depan anak-anak
kita. Dengan kondisi bahwa dunia tambah kecil, tidak ada batasan yang jelas
antar negara, akultrasi budaya, mulai tergerusnya nilai-nilai agama dan etika
serta lain sebagainya, maka memang diperlukan upaya mempersiapkan anak-anak
kita sesuai dengan zamannya. Duapuluh ke depan.
Dimasa depan akan ditemukan jenis profesi yang
beragam. Hingga saat ini saja sudah ada sekitar 15.000 ragam profesi. Beragam
profesi muncul paralel dengan kemajuan peradaban manusia. Dalam meniti sebuah
profesi atau pekerjaan bisa melalui jalur pendidikan khusus (formal) atau
profesi yang kemudian ditekuni berdasarkan akan kesenangan tertentu. Dalam menumbuhkan minat dan kekuatan
(potensi) tertentu maka diperlukan keterbukaan wawasan dalam mencoba berbagai
banyak hal atau kegiatan sehingga bisa menyukainya. Bagaimana bisa menyukai
kalau tidak mencoba? Tak kenal maka tak sayang.
Untuk itulah sekolah alam hadir. Sekolah alam hadir
menawarkan khazanah ragam kegiatan sebagai stimulus bakat dan minat pada
peserta didiknya. Sekolah alam ingin anak-anak melewati masa kanak-kanaknya
dengan menyenangkan. Sesuai dengan fitrahnya. Sekolah alam ingin anak-anak
merasakan serunya berpetualang dan menumbuhkan logika berpikir. Banyak
pengalaman di masa kecil yang akan menuntun mereka kepada temu kenal bakat dan
minat. Seru!